Masa dua tahun pertama kehidupan manusia merupakan masa kritis untuk membentuk fondasi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal dalam jangka panjang. Karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa anak usia 0-2 tahun mendapatkan asuhan gizi yang optimal. Upaya untuk memberikan asuhan gizi optimal usia 0-2 tahun berati memberdayakan para ibu untuk dapat melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian asi eksklusif selama 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
Selasa, 30 September 2014
Monitoring dan Evaluasi Motivator KP-Ibu di Puskesmas Kelurahan Tegal Alur 3.
Diskusi tentang tantangan KP Ibu
Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Motivator KP-Ibu di Puskesmas Kelurahan (PKL) Tegal Alur (TA) 3 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 September 2014, bertempat di Aula PKL Tegal Alur 3. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 13.00 wib-15.30 wib, dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang dari 3 RW dibawah puskesmas tersebut (RW 001, 008 dan 012) dibuka oleh Ka. PKL. TA 3 dr. Rini dan kegiatannya dibantu oleh bidan Hertiningsih (staff PKL TA 3).
Jumat, 26 September 2014
Program Kesehatan dan Gizi - HATI KAMI MercyCorps Indonesia
Mercy Corps Indonesia merupakan lembaga kemanusiaan non-profit yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang sehat, produktif, dan tangguh di Indonesia. Berfokus pada sektor kesehatan dan nutrisi, pemberdayaan ekonomi, pengurangan resiko bencana, dan adaptasi perubahan iklim, Mercy Corps Indonesia telah berada di Indonesia sejak tahun 1999 dan membantu berbagai masyarakat yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, dan Maluku.
Kamis, 25 September 2014
Latar Belakang Pembentukan KP Ibu
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing sesuai dengan arah pembangunan jangka panjang yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/RPJMN tahun 2005-2025, perlu adanya usaha mengedepankan pembangunan sumber daya manusia yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Unsur-unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan, tingkat pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi. Derajat kesehatan dan tingkat pendidikan pada hakekatnya adalah investasi bagi terciptanya sumberdaya manusia berkualitas, yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan.
Pengertian KP Ibu
Apa yang disebut dengan Kelompok Pendukung ?
Kelompok Pendukung adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan kesulitan, keberhasilan, informasi, dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau upaya mencapai tujuan yang diinginkan.
Pertemuan kelompok pendukung dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman, saling mempercayai dan menghargai. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat saling memberi dan menerima dukungan, baik berupa dukungan teknis, moral maupun emosional, untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Kelompok Pendukung adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama atau memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan kesulitan, keberhasilan, informasi, dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau upaya mencapai tujuan yang diinginkan.
Pertemuan kelompok pendukung dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman, saling mempercayai dan menghargai. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat saling memberi dan menerima dukungan, baik berupa dukungan teknis, moral maupun emosional, untuk sukses mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang diinginkan.
KP Ibu: Mengapa Penting?
Kenapa Kelompok Pendukung Ibu itu penting ?
Perubahan perilaku secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor. Pengetahuan saja tidak cukup untuk membantu seseorang menerapkan perilaku yang baru. Karena itulah, penyuluhan atau pemberian informasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sudah banyak dilakukan, namun tidak diikuti dengan perubahan perilaku yang bermakna.
Fakta menunjukkan bahwa orang dewasa belajar jika ia merasa butuh informasi baru sesuai dengan keadaannya saat ini dan cenderung belajar dari pengalaman orang lain. Suasana belajar yang aktif dan nyaman, yang memungkinkan dia untuk merasa leluasa mengutarakan pendapat dan perasannya. Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa ini ini didapatkan lewat mekanisme dukungan kelompok sebaya (peer support). Dukungan sebaya dari orang-orang dengan pengalaman yang sama telah terbukti membantu banyak orang mengatasi situasi yang sulit (Reissman, 1989, Robert & Rappaport, 1999).
Pra-Kondisi Penyelenggaraan KP Ibu
Pertemuan awal dengan mitra untuk merencanakan kegiatan
Tahap pra kondisi diperlukan untuk mendapatkan komitmen, mengakrabkan diri, membangun kepercayaan dari pemangku kepentingan. Kegiatan tersebut berupa observasi dan pengenalan diri dengan lingkungan, masyarakat, RT/RW dan Kelurahan serta institusi atau mitra di wilayah setempat. Identifikasi dan memetakan para pemangku kepentingan seperti lurah, bagian kesra, Kasie Kesmas, Kepala Puskesmas, bidan, Kasie Gizi, tokoh agama, tokoh masyarakat serta pihak lain yang bisa dilibatkan dalam kegiatan ini sangat diperlukan. Jangka waktu yang dibutuhkan bervariasi, antara 1-2 bulan tergantung pada tingkat partisipasi yang ada di masyarakat. Bentuknya bisa dilakukan melalui kunjungan informal maupun formal. Pada tahapan ini juga dilakukan kesepakatan lokasi/RW dimana kegiatan akan dilaksanakan.
Suatu pemberdayaan masyarakat dikatakan berhasil jika kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan dan juga agen perubahan. Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab. Wujud dari pemberdayaan masyarakat adalah adanya Sumber daya Manusia, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan Pendanaan Masyarakat
Pelatihan Pembina KP Ibu
Tahap ini diperlukan untuk mencetak calon pembina KP Ibu yang akan memfasilitasi pembentukan, pendampingan, monitoring dan evaluasi dan perluasan KP Ibu. Pelatihan Pembina KP Ibu sebaiknya dilakukan sebagai awal proses, setelah terbentuknya tim KP Ibu di setiap wilayah.
Calon Pembina KP Ibu adalah seseorang yang berkomitmen dan bertugas sehari-harinya sebagai orang yang banyak melakukan pendampingan ke masyarakat, seperti petugas kesehatan dari Puskesmas dan PKK. Petugas Kesehatan yang dimaksud adalah mereka yang menangani kegiatan promosi dan preventif/pencegahan serta banyak berinteraksi di lapangan, seperti tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap posyandu atau promosi kesehatan. Sedangkan PKK adalah mereka yang aktif dalam kegiatan kelompok-kelompok kerja yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, seperti POKJA (kelompok kerja) IV PKK yang membidangi kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan.
Calon Pembina KP Ibu adalah seseorang yang berkomitmen dan bertugas sehari-harinya sebagai orang yang banyak melakukan pendampingan ke masyarakat, seperti petugas kesehatan dari Puskesmas dan PKK. Petugas Kesehatan yang dimaksud adalah mereka yang menangani kegiatan promosi dan preventif/pencegahan serta banyak berinteraksi di lapangan, seperti tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap posyandu atau promosi kesehatan. Sedangkan PKK adalah mereka yang aktif dalam kegiatan kelompok-kelompok kerja yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, seperti POKJA (kelompok kerja) IV PKK yang membidangi kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan.
Sosialisasi KP Ibu
Sosialisasi KP Ibu di Kelurahan Duri Kosambi (2011)
Dalam tahap ini ada beberapa tujuan antara lain memberikan informasi mengenai pentingnya Kesehatan Ibu dan Anak, mensosialisasikan apa itu KP Ibu dan bagaimana proses impelentasinya, memberitahukan adanya pemilihan motivator di tingkat RW dan menggalang dukungan dari pihak-pihak yang berpengaruh di masyarakat. Kegiatan sosialisasi umumnya dilakukan di Kelurahan dengan fasilitator dari pihak Puskesmas. Jumlah pesertanya bervariasi antara 40-50 orang, yang berasal dari RT/RW, LMK Kelurahan, PKK/Kader, Karang Taruna, Tokoh Masayarakat, Tokoh Agama, PLKB, Ibu hamil dan Ibu menyusui, dengan perwakilan per RW (20-25 orang). RW yang diundang sebaiknya hanya RW target sasaran implementasi KP Ibu.
Penjaringan Minat Motivator
Seleksi motivator di kelurahan Cengkareng Barat
Penjaringan Minat Motivator atau biasanya disebut juga sebagai Seleksi Motivator adalah tahapan yang diperlukan untuk mengidentifikasi para ibu yang sedang hamil dan menyusui yang akan dijadikan calon motivator yang mempunyai peran memandu pertemuan kelompok pendukung ibu dan memfasilitasi kegiatan saling berkunjung diantara peserta KP Ibu.
Ada pun kriteria motivator KP Ibu antara lain :
- Berasal dan berdomisili di wilayah yang sama dengan wilayah sasaran aktivitasnya.
- Berusia sebaya dengan kebanyakan ibu hamil dan menyusui di wilayah tersebut.
- Sedang menyusui, atau memiliki pengalaman menyusui, atau belum pernah menyusui namun mendukung praktek menyusui.
- Berminat/bersedia menjadi Motivator atas kehendaknya sendiri.
- Bersedia melaksanakan peran-peran sebagai Motivator KP-Ibu secara sukarela (tanpa mengharapkan imbalan material).
- Mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya (termasuk suami).
- Bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan peran-perannya.
- Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk menjalankan peran-perannya.
Pelatihan Motivator KP Ibu
Pelatihan Motivator KP Ibu di Kelurahan Kamal RW 8 dan 9 tahun 2012
Pelatihan Motivator atau Peningkatan Wawasan untuk Motivator, adalah peningkatan wawasan untuk calon motivator yang dilakukan selama 4 hari dengan durasi 3-4 jam setiap harinya. Hal ini dilakukan agar calon motivator lebih efektif dalam penyerapan informasi, selain itu agar calon motivator tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari. Durasi yang panjang akan membuat ibu dan anak/bayinya lelah dan bosan. Diharapkan dengan waktu 4 hari calon motivator mendapatkan gambaran pertemuan KP Ibu yang sebenarnya dan terbiasa dengan keterampilan dasar fasilitasi.
Pertemuan KP Ibu dan Kegiatan Saling Berkunjung
Pertemuan KP Ibu di Kelurahan Tegal Alur
Kegiatan KP Ibu difasilitasi oleh motivator KP Ibu yang merupakan teman sebaya dari para peserta KP Ibu yang telah mendapatkan pegetahuan dasar dan keterampilan dasar untuk memfasilitasi diskusi KP Ibu yang diperoleh melalui pelatihan motivator. Jumlah peserta KP Ibu antara 8-10 orang dengan lamanya pertemuan minimal 1 jam yang dilakukan 2 x sebulan.
Sebelum pertemuan KP Ibu dilaksanakan, motivator akan berkoordinasi dengan kader tentang mekanisme mengundang peserta. Pada saat pertemuan KP Ibu, kemungkinan ada beberapa peserta yang ingin berdiskusi lebih lanjut dengan motivator, bayi mereka sakit atau habis melahirkan sehingga tidak bisa datang ke KP Ibu, pada saat inilah motivator bisa berkunjung ke rumah peserta. Untuk kepesertaan didiskusikan dengan peserta apakah keanggotaannya tertutup dengan topik yang sudah disepakati atau terbuka dimana siapapun bisa menjadi anggota KP Ibu.
Mentoring KP Ibu Secara Berkala
Mentoring Motivator KP Ibu di Kecamatan Kalideres tahun 2011
Mentoring Pembina KP Ibu di Kantor Walikota Adm. Jakarta Barat tahun 2012
Mentoring adalah alat untuk membangun dan meningkatkan kapasitas seseorang. Mentoring bisa diartikan sebagai monitoring evaluasi, atau bimbingan teknis.
Mentoring di dalam KP Ibu akan fokus pada :
- Kemajuan keterampilan dan kepercayaan diri,
- Hal-hal teknis terkait pelaksanaan pertemuan KP Ibu dan kunjungan rumah,
- Dokumentasi Kegiatan KP Ibu.
Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor
Kegiatan Pra rembuk RW di Kelurahan Tegal Alur
Pertemuan lintas sektor bisa dilakukan dengan bermacam-macam bentuk, misalnya workshop, audiensi, road show, publikasi untuk media coverage ataupun integrasi dengan kebijakan pemerintah seperti pra rembug RW.
Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor adalah tahapan yang dilakukan bertujuan untuk mendiskusikan isu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta mendiskusikan pelaksanaan KP Ibu di wilayahnya, baik dalam hal perkembangan KP Ibu, pencapaian serta tantangan yang dihadapi di lapangan.
Pertemuan evaluasi bisa dilakukan untuk sasaran yang berbeda-beda. Bisa dilakukan antar stakeholder yang terlibat langsung dalam proses kegiatan ataupun lintas sektor dari tingkat Kelurahan/Desa, Kecamatan maupun tingkat walikota dan Provinsi. Pertemuan evaluasi lintas sektor idealnya dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Untuk pertemuan stakeholder di tingkat Kelurahan/Desa dan Kecamatan bisa dilakukan 3 bulan 1 kali.
Rabu, 24 September 2014
Minggu, 14 September 2014
Langganan:
Postingan (Atom)