Ketertarikan bahasan
tentang posisi ibu pada saat dalam masa kehamilan dan persalinan bukanlah hal
yang baru, tetapi hanya baru-baru ini saja telah diadakannya penelitian yang
terkendali dengan baik untuk menangani kebenaran dari berbagai pendapat yang
selalu dipegang kuat.
Pada saat ini,
berbaring dalam masa-masa persalinan adalah yang paling umum di banyak unit
bersalin (puskesmas, klinik, rumah bersalin atau rumah sakit), dengan 74% dari
ibu di seluruh dunia mengadopsi (menggunakan) posisi setengah berbaring ini
(1). Ketersediaannya data yang ada malah memberikan keraguan pada kebijaksanaan
penggunaan praktek ini (2).
Apakah ibu hamil lebih
memilih berbaring, berdiri duduk atau jongkok - atau melakukan campuran keempatnya?
Tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang terbaik untuk seorang ibu hamil
dan bayinya ketika seorang ibu hamil mengandung atau bersalin.
Sekitar tiga per empat
dari ibu hamil menghabiskan masa-masa hamilnya dengan berbaring di atas
punggung mereka yang diganjal dengan bantal atau pengganjal lainnya.
Tetapi kebanyakan dari
mereka mengatakan, bahwa mereka ingin menegakkan badannya di waktu berikutnya -
dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka akan menjadi lebih baik dengan
cara demikian.
Informasi ini
menjelaskan tentang apa yang kita ketahui mengenai keuntungan dan kerugian dari
posisi yang berbeda-beda. Hal Ini perlu dipikirkan tentang apa yang kita ingin
lakukan - jika seorang ibu hamil ingin berlutut atau jongkok, karenanya kita
perlu menjelaskan sambil kita berlatih sekarang.
Para peneliti telah menelaah
keuntungan dari berdiri tegak selama tahap pertama mengandung atau persalinan –
pada saat kontraksi di mulai sampai dengan ibu hamil siap untuk mendorong - dan
pada tahap kedua - ketika ibu bersalin mulai mendorong dan bayi kemudian lahir.
Posisi Ibu Hamil saat Melahirkan adalah Terserah Ibu Hamil tersebut
Hanya karena semua
gambar di blog ini tampaknya menunjukkan ibu hamil yang berbaring telentang, maka
itu tidak berarti adalah cara yang tepat untuk ibu hamil.
Apa pun pikiran yang kita
miliki sekarang tentang bagaimana seorang ibu hamil ingin melahirkan, maka kita
dan ibu hamil tersebut harus fleksibel. Seorang ibu hamil mungkin ingin
mengubah banyak sekali posisi. Jika seorang ibu hamil lelah dan ingin berbaring
untuk sementara waktu, ibu hamil tersebut bisa mencoba menopang dirinya sendiri
dengan bantal atau berbaring di salah satu sisi ibu hamil. Berbaring telentang mengurangi
aliran darah ke bayi.
Beberapa peralatan yang
digunakan selama persalinan, misalnya alat yang memantau suhu badan bayi dan
epidural, membatasi ibu hamil bergerak bebas. Lakukan pembicaraan dengan bidan tentang
bagaimana hal ini akan mempengaruhi posisi ibu hamil sebelum memutuskan untuk
menggunakan peralatannya. Jika seorang ibu hamil ingin tahu lebih banyak
tentang posisi yang berbeda selama masa persalinan, ibu hamil tersebut dapat mendiskusikan
informasi ini dengan bidan atau dokter.
Tegak - bagaimana itu dapat membantu?
- Gravitasi dapat membantu bayi dari ibu bersalin bergerak ke bawah lebih mudah dan lebih cepat
- Ada sedikit tekanan pada pembuluh darah yang menuju ke rahim ibu hamil - ini memberikan suplai oksigen kepada bayi
- Bayi ibu hamil berada di posisi yang lebih baik untuk bergerak melalui panggul ibunya
- Kontraksi ibu hamil dapat bekerja lebih baik. Ini akan membantu ibu hamil untuk membuka lebih cepat
- Bila ibu hamil jongkok atau berlutut, panggul dapat membuka lebih lebar dan membuat lebih banyak ruang bagi bayi untuk masuk
Gambar: Lebih dekat kontak fisik, memperkuat dan menenangkan serta mata ke mata yang sangat membantu
Apa yang kita tidak tahu
Kelebihan dan
kekurangan ini telah ditemukan oleh penelitian, tetapi ada banyak hal yang kita
masih belum tahu. Misalnya, jika ibu hamil bebas untuk menggunakan posisi apa pun
yang disukainya, apakah ibu hamil akan secara alami menemukan posisi yang
paling nyaman baginya?
Mungkin dengan memilih
untuk ibu hamil adalah hal yang paling penting, bukan masalah dalam posisi apa
pun.
Ayo!
Mengapa ibu tidak
mencoba berbagai posisi di rumah atau di kelas ibu hamil? Jika ibu hamil akan
melahirkan di rumah sakit, maka kita dapat memeriksa apa yang tersedia di
perangkat “bean bags”, kursi, bangku melahirkan dan sebagainya. Tanyakan jika
ibu hamil tidak dapat menemukan apa yang diinginkannya. Para bidan harus bisa
mendapatkan apa yang ibu hamil butuhkan, atau ibu hamil dapat membawa sesuatu
sendiri.
Apa yang kita tahu: Tahap Pertama
Memposisikan tegak
selama tahap pertama dapat berarti berdiri, duduk, jongkok, berlutut atau
berjalan-jalan. Peneliti telah membandingkan posisi ini dengan berbaring.
Keuntungan posisi tegak di antaranya:
- Lebih mengurangi rasa sakit
- Mengurangi kebutuhan untuk suntik epidural atau penghilang rasa sakit.
- Lama persalinan dapat lebih pendek
Kekurangan: Tidak ada kekurangan
yang diketahui
Apa yang kita tahu: Tahap Kedua
Berusaha untuk menegakkan
badan selama pada tahap kedua dapat berarti berlutut, jongkok, duduk yang cukup
lurus atau menggunakan bangku melahirkan. Sebagian besar penelitian saat ini
yang telah dilakukan adalah bertumpu pada ibu hamil yang duduk di kursi
kelahiran atau bangku. Karenanya, ada beberapa keuntungan melahirkan dengan
posisi menegakkan badan, di antaranya adalah:
- Lebih nyaman dan tidak menyakitkan
- Mendorong lebih mudah
- Lebih kecil kemungkinan untuk persalinan dengan suction cup, forceps atau Caesar
- Kecil kemungkinan mendapatkan infeksi rahim
- Meminimalkan robek vagina atau kulit antara vagina dan anus
- Bayi berkesempatan lebih baik dalam bernapas dengan benar setelah mereka lahir
- Waktu persalinan lebih cepat
Kekurangan
- Kemungkinan ada luka robek labia ibu bersalin - bibir sekitar vagina
- Jika ibu bersalin menggunakan kursi atau bangku melahirkan, kemungkinan ibu bersalin akan kehilangan darah lebih banyak, tetapi tidak menimbulkan masalah. Hal ini tidak akan terjadi jika dilakukan dalam posisi tegak
Posisi Persalinan dan Melahirkan
Beberapa keuntungan
fisiologis secara teoritis telah diusulkan untuk mengatur posisi dengan postur
tegak selama persalinan:
- Memanfaatkan gravitasi agar dapat mempercepat membantu penurunan janin
- Mengurangi risiko kompresi aorto-kava dan kompromi aliran darah pada uterus
- Meningkatkan keselarasan perjalanan janin melalui panggul
- Kontraksi rahim yang lebih kuat dan lebih efisien, membantu dilatasi serviks
- Peningkatan diameter kontak panggul saat jongkok atau berlutut postur (3)
Posisi tegak hampir
selalu dipilih oleh ibu hamil dalam masyarakat tradisional (4 - 6), yang
menunjukkan bahwa ibu hamil yang bersalin tidak secara alami memilih untuk berbaring
saat persalinan dan melahirkan.
Bukti Penelitian
Penelitian tentang
pengaruh posisi ibu dalam persalinan memiliki hasil yang belum menyeluruh
semuanya ditelaah; banyak percobaan yang dilakukan pada tahap pertama sangat
miskin metodologis, dan sebagian besar uji coba tahap kedua telah berfokus
hanya pada penggunaan kursi kelahiran (7). Semua percobaan terjadi di rumah sakit.
Ringkasan bukti yang diberikan di bawah ini. Hal ini terutama didasarkan pada
percobaan acak terkontrol (RCT).
Posisi tegak pada
tahap pertama didefinisikan dalam uji coba tersebut sebagai posisi yang berarti
menghindari dari posisi berbaring datar, termasuk ambulasi.
Posisi tegak di tahap
kedua meliputi penggunaan kursi kelahiran, duduk lebih dari 45⁰ secara
horisontal, jongkok, berlutut dengan tangan dan lutut. Posisi telentang
termasuk telentang, lateral, litotomi dan semi-berbaring dengan menggunakan
bantal dan penyandar.
Gambar: Tekanan landai dan pijatan dari kekasih ibu hamil pada punggung ibu hamil akan membantu saat kontraksi
Tahap Pertama
Bukti terbatas yang
tersedia menunjukkan bahwa ibu bersalin dalam posisi tegak di tahap pertama
persalinannya akan:
- 1. Mengurangi parahnya nyeri (8 -11)
- 2. Meminimalkan kebutuhan anestesi epidural dan pengobatan dengan narkotika (12 - 14)
- 3. Menurunkan tingkat kehilangan variabilitas denyut jantung janin (12)
- 4.
Memperpendek waktu pada tahap pertama persalinan
(12, 23-24)
Tidak mengukur efek yang terdeteksi pada: - 1. Tingkat bantuan saat proses kelahiran
- 2. Tingkat persalinan secara caesar
- 3. Kondisi akhir janin atau neonatus (15)
Belum ada penelitian yang
telah menjawab preferensi ibu bersalin pada posisi di tahap pertama. Beberapa laporan
ilmiah melaporkan bahwa banyak ibu bersalin yang tidak cocok dengan posisi yang
mereka lakukan, banyak dari mereka yang diminta untuk tetap dalam posisi berbaring,
malah memilih untuk duduk atau bergerak, dan banyak dari mereka yang diminta untuk
dalam posisi tegak menjadi lelah dan ingin selalu berbaring (16 - 17).
Hal tersebut telah
dilakukan pengamatan bahwa ibu bersalin ternyata berubah posisi secara teratur,
terutama pada pertengahan tahapan pertama mereka (18 - 19), tapi sebagai ibu
bersalin dalam waktu selanjutnya, lebih banyak lebih suka berbaring (6, 11 -
13, 20 - 22).
Tahap Kedua
Sebanyak 13 dari 17
RCT, yang menilai efek dari posisi pada tahap kedua ibu bersalin yang duduk pada
sesuatu: sebanyak tiga studi menyatakan bahwa mereka bersandar di tempat tidur (20,
29, 34), di mana dalam satu hari duduk
di atas bantal (19 ); dan di sembilan hari mereka menggunakan kursi kaku atau bangku
(17, 24-28, 31-33). Dengan demikian penemuan ini mencerminkan penggunaan kursi kelahiran
lebih banyak dipergunakan daripada dalam posisi tegak.
Gambar: Berupaya tegak dan bergerak bermanfaat memperpendek waktu
persalinan
Tinjauan sistematis
dari pengamatan ini (35) menunjukkan bahwa ibu bersalin yang dalam posisi tegak
selama pada tahap kedua, yaitu:
- 1. Kurang nyaman
- 2. Lebih nyeri
- 3. Persalinan tahap kedua yang lebih pendek bila tidak disertai penggunaan oxytocin
- 4. Bantalan menjadi lebih enak dipakai
- 5. Lebih sedikit kelahiran yang perlu dibantu dan tidak caesar
- 6. Lebih sedikit perinea dan luka vagina
- 7. Ada sedikit luka di labial
- 8. Lebih banyak ibu bersalin yang akan kehilangan darahnya, lebih dari 500 ml, dengan menggunakan kursi atau bangku kelahiran
- 9. Lebih sedikit luka infeksi postpartum terjadi pada ibu bersalin
Lamanya Persalinan pada Tahap Kedua
Sebanyak 11 dari 17
RCT mengakui tentang penggunaan oxytocin dan ini dapat jadi merupakan bagian
dari adanya perbedaan lama persalinan yang timbul akibat posisi dari yang
diadopsi (3, 16, 17, 19, 25 - 29, 31, 33). Dan hanya satu dari sekian banyak
RCT yang menjelaskan adanya perbedaan signifikan dalam lamanya waktu persalinan
(17), di mana persalinan memiliki waktu lebih pendek pada kelompok posisi tegak.
Dari enam RCT yang tidak menggunakan oxytocin (20, 23, 24, 30, 32, 34), maka
hanya dua yang tidak diketemukan adanya perbedaan signifikan dalam durasi persalinan
(20, 32) serta empat lainnya ditemukan bahwa pada tahap kedua persalinan secara
signifikan waktu persalinan lebih pendek di kelompok dalam posisi tegak.
Ibu Hamil yang Kehilangan Darah:
Ibu bersalin yang
melahirkan dalam posisi tegak secara bermakna akan lebih memiliki kehilangan
darah sebanyak 500 ml atau lebih (17, 31 - 33). Namun, kelebihan dari
perdarahan postpartum (PPH – Post Partum Hemorrhage) secara eksklusif terjadi di
antara ibu bersalin yang menggunakan kursi kelahiran dan tidak ada peningkatan yang
signifikan dalam persyaratan transfusi darah (17, 25).
Dalam dua penelitian
yang digunakan, baik menggunakan bantal yang lembut atau yang tidak menggunakan
alat bantu persalinan, tidak ada perbedaan yang signifikan tentang kehilangan
darah dan jumlah PPH di antara kedua kelompok tersebut (3, 19). Hanya satu penelitian
yang melaporkan di tingkat hemoglobin pada
hari ke-3 atau ke-4 (25) serta ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan kehilangan
darah di antara ibu bersalin dengan kursi lahir serta mereka dalam posisi tegak
lain dapat dijelaskan melalui salah satu peningkatan tekanan di vulva sebagai
aliran balik vena yang terhambat oleh pantat ibu bersalin itu dan paha di tepi
keras bantalan dari kursi atau bangku atau bahkan juga dari sejumlah lengkap peralatan
yang ada (19, 36).
Vulvae Edema
Data pada edema vulva
tidak konklusif (17, 19) meski pun ada beberapa bukti pengamatan yang
menyatakan bahwa edema vulva berhubungan dengan duduk untuk waktu yang lama di
kursi atau bangku kelahiran (37-39).
Preferensi Ibu Bersalin
Sebagian besar ibu
bersalin yang melahirkan dengan posisi berbaring mengatakan mereka akan memilih
posisi yang berbeda di waktu berikutnya. Ibu bersalin dalam kelompok tegak
mengungkapkan preferensi untuk posisi tegak di masa kehamilan berikutnya.
Mereka yang telah melahirkan sebelumnya dalam posisi telentang, mampu membuat
perbandingan, lebih suka berada dalam posisi tegak dan akan memilih posisi
tegak untuk persalinannya di waktu lain (3, 16, 17, 19, 24-26, 28, 35)
Menafsirkan bukti: Pilihan Posisi
Sejumlah 87% dari unit
bersalin mengklaim bahwa ibu bersalin diperbolehkan untuk mengadopsi posisi apa
pun yang mereka pilih (1), dan sebagian besar ibu bersalin ini menghabiskan
semua masa persalinannya dengan telentang atau semi-telentang (1). Untuk
sebagian besar ibu bersalin akan memilih untuk melakukan apa yang mereka pikir
sesuai dengan harapan mereka, budaya dan sosialnya (17-18, 40), dan mereka
cenderung untuk tidak mengambil posisi yang asing bagi mereka. Potret kelahiran
di mana ibu hamil terlihat dalam film dan buku-buku serta pengalaman
teman-teman atau keluarga mereka adalah melahirkan dalam posisi berbaring.
Kelas ibu hamil dapat membantu dalam hal ini sebagai kesempatan bagi semua ibu
hamil untuk mencoba berbagai posisi saat bersalin.
Harapan, pengalaman
dan pelatihan bidan serta dokter yang menghadiri ibu bersalin saat melahirkan
akan mempengaruhi dalam berbagai posisi yang dapat mereka dorong dan sarankan
untuk ibu hamil adopsi. Jika mereka tidak percaya diri dalam memberikan saran
atau membantu ibu bersalin dalam posisi apa pun agar ibu dapat menemukan posisi
yang paling nyaman, ini akan membatasi pilihan ibu bersalin tersebut. Beberapa ibu
bersalin tidak tahu apa yang mereka ingin lakukan ketika menjalani persalinan dan
hanya mengandalkan bidan untuk mengeksplorasi pilihan ibu bersalin dalam berbagai
posisi yang memungkinkan.
Dapat jadi penentu
terkuat dari posisi ibu bersalin ini, saat melahirkan di rumah sakit khususnya,
adalah lingkungan di mana ibu hamil ini bersiap bersalin dan melahirkan. Jarang,
jika pernah, ada seorang ibu bersalin yang mengetahui tentang posisi tegak
dalam persalinan dengan sendirinya tanpa adanya beberapa dukungan, baik mekanik
(pengikat atau tepian) serta orang lain (5). Jika hanya satu-satunya perabot
yang disediakan di ruang bersalin rumah sakit adalah tempat tidur, ini nantinya
yang akan dipakai ibu bersalin. Kursi yang nyaman, bantal melingkar dan kasur
lantai akan memungkinkan ibu bersalin untuk memilih berbagai posisi.
Beberapa praktik di lingkungan
persalinan akan membatasi pergerakan ibu bersalin. Terutama di antaranya adalah
pemantauan elektronik untuk janin, duduk IV infus dan epidural. Ibu bersalin
yang akan melahirkan di rumah biasanya memiliki ketersediaan berbagai alat, seperti
ruang yang cukup dan sahabat untuk memungkinkan mereka dapat mengadopsi
berbagai posisi berbeda.
Apa yang Kita Tidak Tahu
Sebagai bahan telah
penelitian tentang posisi ibu bersalin adalah sangat terbatas, dan ada banyak
hal yang kita tidak tahu. Beberapa kesenjangan besar dalam pengetahuan kita
meliputi:
- 1. Faktor mana yang menjadi penentu pilihan posisi ibu bersalin saat melahirkan?
- 2. akankah seorang wanita yang sebelumnya telah memilih posisi yang diinginkan akan secara otomatis mengadopsi posisi baru yang dirasa paling nyaman dan tidak menyakitkan untuknya?
- 3. Adakah kemampuan ibu bersalin untuk bergerak dan mengubah posisi lebih penting dari meningkatkan hasil saat mengadopsi satu posisi tertentu?
- 4. Apakah ada kesesuaian jenjang pendidikan dan pengetahuan dari ibu hamil mendorong mereka dalam persalinan untuk mengadopsi mana di antara berbagai posisi bersalin yang paling nyaman?
- 5. Apakah kursi melahirkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat bantu sederhana seperti firm surfaces, bantal kelahiran, bantalan kacang atau dukungan seseorang?
- 6. Apakah ada posisi lain untuk melahirkan yang meminimalkan risiko trauma perineum?
- 7. Apa yang menyebabkan insiden PPH lebih tinggi saat menggunakan kursi atau bangku kelahiran?
- 8. Apakah perubahan posisi bersalin sudah digunakan oleh beberapa bidan untuk tujuan tertentu, misalnya, posisi tangan dan lutut untuk mendorong bayi agar dapat memutar dan efektif?
Layanan Bersalin
Kamar bersalin secara
rutin harus dilengkapi dengan berbagai alat pendukung, kursi, lantai kasur,
beanbags, tempat tidur, tepian, dan banyak lagi, sehingga dapat memberikan ibu
bersalin kebebasan gerakan selama persalinan. Tempat tersebut harus cukup luas sehingga
memungkinkan seorang ibu bersalin untuk melakukan posisi apa pun yang dia temukan
yang paling nyaman.
Unit bersalin harus menganalisa
terprogram, teraudit dan dievaluasi untuk memastikan bahwa kebebasan bergerak
dan pilihan sikap selama persalinan sedang didorong secara efektif.
Implikasi Praktek
- 1. Bidan harus akrab dan bekerja sama dengan berbagai alat, membantu ibu bersalin untuk menjadi senyamannya, apakah dia berdiri, berlutut, duduk atau berbaring. Mereka harus cukup fleksibel memantau persalinan dalam posisi apa pun ibu tersebut
- 2. Sementara preferensi wanita yang bersalin dalam berbagai posisinya adalah hal yang terpenting, ada keuntungan untuk menganalisa posisi tegak selama persalinan. Bidan harus benar-benar mendorong ibu bersalin untuk memilih posisi apa pun yang paling nyaman di kedua tahap persalinan, untuk mengubah posisi dan ketika mereka ingin, serta bersedia membantu ibu melahirkan dalam posisi apa pun ibu yang paling nyaman.
- 3. Ibu bersalin penyandang cacat membutuhkan dukungan dan alat tambahan. Saran dan dukungan perlu diperoleh dari organisasi perempuan yang ada.
- 4. Ibu bersalin cenderung untuk tidak mengambil posisi yang asing bagi mereka. Di Barat mereka duduk, berdiri atau berbaring. Jongkok, berlutut atau posisi dengan tangan dan lutut perlu latihan dan praktek di kelas ibu (16, 18, 19)
- 5. Jika ibu bersalin menggunakan kursi melahirkan yang kaku atau bangku bersalin untuk tahap kedua persalinan, maka mereka harus didorong untuk bergerak antara kontraksi agar mengurangi kemacetan pada vulva dan edema
- 6. Bidan harus mencegah ibu bersalin dari berbaring telentang selama persalinan. Jika seorang ibu bersalin ingin berbaring pada setiap tahap atau intervensi menyatakan bahwa dia melakukannya, misalnya. Pengambilan sampel darah janin, harus dilakukan, dengan menggunakan bantal dan wedges, agar dapat setengah berbaring .
- 7. Penggunaan elektronik pemantauan janin, infus intravena dan metode yang berbeda dari analgesia dapat mempengaruhi mobilitas ibu bersalin. Perawat harus dapat memastikan bahwa ibu bersalin ini menyadari tentang hal ini dan dapat membuat pilihan dari informasi yang lengkap dalam penggunaannya.
- 8. Salah satu penyelesaian dari pelatihan adalah semua bidan dan dokter harus berpengalaman dan percaya diri dalam bekerja dengan ibu bersalin dengan mengadopsi berbagai posisi.
Daftar pemeriksaan: Pertanyaan yang dipersiapkan:
1.
Jika ibu ingin melahirkan di rumah sakit, ini
adalah beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan:
a. Apa
macam perabot yang ada di kamar bersalin selain tempat tidur?
b. Apakah
kamar bersalin cukup besar bagi ibu bersalin untuk bergerak dengan mudah?
c. Apakah
ada kebijakan atau praktik di rumah sakit yang akan menghentikan ibu bersalin menggunakan
posisi tegak pada saat ibu melahirkan?
2.
Jika ibu ingin melahirkan di rumah, ibu bersalin
perlu berpikir tentang hal-hal berikut:
a. Apa
perabot yang ada di ruangan ibu dan akan direncanakan dipergunakan saat melahirkan?
b. Apakah
ada yang bisa ibu bersalin perlu siapkan atau pinjam untuk memberikan pilihan
posisi yang nyaman ketika dia melahirkan?
3.
After reading these narrations, there may be
some things you are still not sure about. You can write down any questions you
have and nay things you would like to discuss with your midwife or doctor, and
please give us a comment here (bellow the story)
4.
Setelah membaca narasi ini, mungkin ada beberapa
hal yang masih tidak yakin di dalamnya. Kita dapat menuliskan pertanyaan yang dimiliki,
dan hal yang ingin didiskusikan dengan bidan atau dokter, dan tolong beri kami
komentar (saran dan masukan) di sini (bawah cerita)
Catatan:
Informasi ini dirangkum
dari bukti penelitian yang paling dapat diandalkan dan tersedia serta telah
banyak direvisi oleh para ahli internasional, dan didukung oleh Royal College
of Midwives, The Royal College of General Practitioners dan Royal College of
Obstetricians dan Gynecologists.
References:
1.
Garcia J., Garforth S., Ayers S., Midwives
confined? Labour ward practice and routines in: Research and the Midwife
Conference proceeding 1995, Manchester: Research and the Midwife, 1986
2.
Robert J., Maternal position during the first
stage of labour, In: Chalmers I., Enkin M., Keirse MJNC eds. Effective care in
pregnancy and child birth, Vol. 02, Oxford, Oxford University Press, 1989
3.
Gardosi J. Sylvester S, B Lynch C, Alternative
positions in the second stage of labour: a randomized controlled trial, Br. J.
Obstet Gynaecol, vol. 96, no. 11, Nov. 1989
4.
Atwool RJ, Parturitional posture and related
birth behavior, Acta Obstet Gynaecol Scand, Suppl. 57, 1976
5.
Naroll F, Naroll R, Howard FH, Position of women
in childbirth: a study in data quality control, Am. J. Obstet Gynaecol, vol 82,
no. 4, Oct 1961
6.
Robert J, Alternative position for childbirth,
Part I: First stage of labour. J. Nurse Midwives, vol 25, no. 4, Jul 1980
7.
Nikodem VC, Birthing chair versus recumbent
position for 2nd stage of labour, In: Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew
MJ, Neilson JP (eds), Pregnancy and
Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic Review, 1985 [updated
24 February 1995], available from BMJ Publishing Group, London
8.
Melzack R, Belanger E, Lacroix R, Labour pain: Effect
of maternal position on front and back pain, J. Pain Symptom Manage, vol. 6
9.
Schneider Affeld F, Martin K, Delivery from a
siiting position, J. Perinat Med, vol. 10, Suppl. 2, 1982
10.
Mitre IN, The influence of Maternal position on
duration of the active phase of labour, Int. J. Gynaecol Obstet, vol. 12, no.
5, 1974
11.
Hemminki E, Saarikoski S, Ambulation and delayed
amniotomy in the first stage of labor, Eur J. Obstet Gynaecol Reprod Biol.,
vol. 15, no. 3, Jul 1983
12.
Flynn AM, Kelly J, Hollinsd G, et al. Ambulation
in labour, BMJ, 26 Aug 1978
13.
Broadhurst A, Flynn AM, Kelly J, et al. The
effect of ambulation in labour on maternal satisfaction, analgesia and
lactation. In: Zichella L, ed. Proceeding of the 5th International
Congress on Psychosomatic Medicine in Obstetrics and Gynecology, Rome, Italy,
1979
14.
William
RM, Thom MH, Studd JWW, A study of the benefits and acceptability of ambulation
in spontaneous labour., Br. J. Obstet Gynaecol, vol. 87, no. 2, Feb 1980
15.
Nikodem VC, Upright vs recumbent position during
first stage of labour, In: Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew MJ, Neilson JP (eds)
Pregnancy and Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic Reviews,
1995 [updated 24 February 1995], Available from BMJ Publishing Group, London
16.
Gupta JK, Brayshaw EM, Lilford RJ, An experiment
of squatting birth, Eur J Obstet Gynacol Reprod Biol, vol. 30, 1989
17.
Waldenstrom U, Gottvall K, A randomized trial of
birthing stool or conventional semi recumbent position for second stage labour
birth, vol. 18, no. 1, Mar 1991
18.
Carlson JM, Diehl JA, Sachtleben Murray M, et al.
Maternal position during parturition in normal labour, Obstet Gynaecol, vol.
68, no. 4, Oct. 1986
19.
Gardosi J, Hutson N, B Lynch C, Randomized
controlled trial of squatting in the second stage of labour, Lancet, vil. II,
no. 8654, 8 Jul 1898
20.
Chan DPC,
Position during labour, BMJ, 12 Jan 1963
21.
Calvert JP., Newcombe RG, Hibbard BM, An
assessment of radio telemetry in the monitoring of labour, Br. J. Obstet
Gynaecol., vol. 89, Apr 1982
22.
Robert JE, Mendez Bauer C, Wodell DA, The
effects of maternal position on uterine contractility and efficiency, Birth,
vol. 10, no. 4, Winter 1983
23.
Allahbadia GN, Vaidya PR, Why deliver in the
supine position? Aust NZ, J. Obstet Gynaecol, vol. 32, no. 2, May 1992
24.
Chen SZ, Aisaka K. Mori H et al. Effects of
sitting position on uterine activity during labour, Obstet Gynacol, vol 69, no.
1, Jan 1987
25.
Crowley P, Elbourne D, Ashurst H, et al.
Delivery in a obstetric birth chair: a randomized controlled trial, Br. J.
Obstet Gynaecol, vol 98, no. 7, Jul 1991
26.
Hemminki E, Virkkunen A, Makela A, et all, trial
of delivery in a birth chair, J. Obstet Gynaecol, vol. 6, no. 3, 1986
27.
Liddel HS., Fisher PR, The birthing chair in the
second stage of labour, Aust. NZ, J. Obstet Gynaecol, vol. 25, no. 1, Feb 1985
28.
Marttila M., Kajanoja P., Ylikorkala O, Maternal
half sitting position in the second stage of labour, J. Perinat Med, vol. 11,
1983
29.
McManus TJ, Calder AA, Upright posture and the
efficiency of labour, Lancet, vol. 1, 14 Jan 1978
30.
Radkey AL., Liston RM, Scott KE, et al, Squatting:
preventive medicine in childbirth? Proceeding of the Annual Meeting of the
Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada, Toronto, Ontario, Canada,
1991
31.
Stewart P., Hillan E, Calder AA, A randomized
trial to evaluate the use of a birth chair for delivery, Lancet, vol. 1, 11
June 1983
32.
Stewart P, Spiby H, A randomized study of the
sitting position for delivery using a newly designed obstetric chair, Br. J.
Obstet Gynaecol, vol. 96, no. 3, Mar 1989
33.
Turner MJ, Romney ML, Webb JB, et al. The
birthing chair: an obstetric hazard? J. Obstet Gynaecol, vol. 6 no. 4, 1986
34.
Liu YC, Effect of an upright position during
childbirth, Proceeding of 1st National Research Conference on Living
with Change and Choice in Health, 1986, West Virginia: University of West Virginia,
1986
35.
Nikodem VC, Upright vs recumbent position during
second stage of labour. In. Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew MJ, Neilson JP
(eds), Pregnancy and Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic
Review, 1995 [updated 24 February 1995], available from BMJ Publishing Group,
London
36.
Sleep J, Robert J, Chalmers I, Care during the
second stage of labour, In. Chalmers I, Enkin M, Keirse MJNC, eds. Effective
care in pregnancy and childbirth, vol. 2, Oxford: Oxford University Press, 1989
37.
Cottrell BH, Shannahan MD, Effect of the birth
chair on duration of second stage labour and maternal outcome, Nurs Res, vol.
35, no. 6, Nov 1986
38.
Goodlin RC, Frederick IB, Postpartum vulvar
edema associated with the birthing
chair, Am. J. Obstet Gynacol., vol. 146, no. 3, 1 Jun 1983
39.
Shannahan MD, Cottrell BH, Effect of the birth
chair on duration of second stage labour, fetal outcome, and maternal blood
loss, Nurs Res, vol. 34, no. 2, Mar 1985
40.
Rigby E., What is the natural position of woman
during labour? , Med Times Gaz, vol 15, Oct 1957
41.
Midirs Informed Choice, January 1996
42.
Parent Ability, The National Childbirth Trust,
Alexandra House, Oldham Terrace, Acton, London W3 6NH, 0181 99 8637
Sources lain:
- 1. http://www.dailymail.co.uk/health/article-1170084/Take-stand-Lying-early-stages-childbirth-makes-longer-harder-says-midwife.html
- 2. http://www.babyexpert.com/
- 3. http://nevafarrell.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar