Jumat, 24 Oktober 2014

Posisi dalam Masa Persalinan dan Melahirkan: Berdasarkan bukti penelitian terbaik


Gambar: Ibu Hamil

Ketertarikan bahasan tentang posisi ibu pada saat dalam masa kehamilan dan persalinan bukanlah hal yang baru, tetapi hanya baru-baru ini saja telah diadakannya penelitian yang terkendali dengan baik untuk menangani kebenaran dari berbagai pendapat yang selalu dipegang kuat.

Pada saat ini, berbaring dalam masa-masa persalinan adalah yang paling umum di banyak unit bersalin (puskesmas, klinik, rumah bersalin atau rumah sakit), dengan 74% dari ibu di seluruh dunia mengadopsi (menggunakan) posisi setengah berbaring ini (1). Ketersediaannya data yang ada malah memberikan keraguan pada kebijaksanaan penggunaan praktek ini (2).



Gambar: Berbaring dalam masa kehamilan/persalinan


Apakah ibu hamil lebih memilih berbaring, berdiri duduk atau jongkok - atau melakukan campuran keempatnya? Tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang terbaik untuk seorang ibu hamil dan bayinya ketika seorang ibu hamil mengandung atau bersalin.

Sekitar tiga per empat dari ibu hamil menghabiskan masa-masa hamilnya dengan berbaring di atas punggung mereka yang diganjal dengan bantal atau pengganjal lainnya.

Tetapi kebanyakan dari mereka mengatakan, bahwa mereka ingin menegakkan badannya di waktu berikutnya - dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka akan menjadi lebih baik dengan cara demikian.

Informasi ini menjelaskan tentang apa yang kita ketahui mengenai keuntungan dan kerugian dari posisi yang berbeda-beda. Hal Ini perlu dipikirkan tentang apa yang kita ingin lakukan - jika seorang ibu hamil ingin berlutut atau jongkok, karenanya kita perlu menjelaskan sambil kita berlatih sekarang.

Para peneliti telah menelaah keuntungan dari berdiri tegak selama tahap pertama mengandung atau persalinan – pada saat kontraksi di mulai sampai dengan ibu hamil siap untuk mendorong - dan pada tahap kedua - ketika ibu bersalin mulai mendorong dan bayi kemudian lahir.

Posisi Ibu Hamil saat Melahirkan adalah Terserah Ibu Hamil tersebut
Hanya karena semua gambar di blog ini tampaknya menunjukkan ibu hamil yang berbaring telentang, maka itu tidak berarti adalah cara yang tepat untuk ibu hamil.

Apa pun pikiran yang kita miliki sekarang tentang bagaimana seorang ibu hamil ingin melahirkan, maka kita dan ibu hamil tersebut harus fleksibel. Seorang ibu hamil mungkin ingin mengubah banyak sekali posisi. Jika seorang ibu hamil lelah dan ingin berbaring untuk sementara waktu, ibu hamil tersebut bisa mencoba menopang dirinya sendiri dengan bantal atau berbaring di salah satu sisi ibu hamil. Berbaring telentang mengurangi aliran darah ke bayi.

Beberapa peralatan yang digunakan selama persalinan, misalnya alat yang memantau suhu badan bayi dan epidural, membatasi ibu hamil bergerak bebas. Lakukan pembicaraan dengan bidan tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi posisi ibu hamil sebelum memutuskan untuk menggunakan peralatannya. Jika seorang ibu hamil ingin tahu lebih banyak tentang posisi yang berbeda selama masa persalinan, ibu hamil tersebut dapat mendiskusikan informasi ini dengan bidan atau dokter.


Gambar: Bangku melahirkan 

Tegak - bagaimana itu dapat membantu?
  1. Gravitasi dapat membantu bayi dari ibu bersalin bergerak ke bawah lebih mudah dan lebih cepat
  2. Ada sedikit tekanan pada pembuluh darah yang menuju ke rahim ibu hamil - ini memberikan suplai oksigen kepada bayi
  3. Bayi ibu hamil berada di posisi yang lebih baik untuk bergerak melalui panggul ibunya
  4. Kontraksi ibu hamil dapat bekerja lebih baik. Ini akan membantu ibu hamil untuk membuka lebih cepat
  5. Bila ibu hamil jongkok atau berlutut, panggul dapat membuka lebih lebar dan membuat lebih banyak ruang bagi bayi untuk masuk


Gambar: Lebih dekat kontak fisik, memperkuat dan menenangkan serta mata ke mata yang sangat membantu
Apa yang kita tidak tahu
Kelebihan dan kekurangan ini telah ditemukan oleh penelitian, tetapi ada banyak hal yang kita masih belum tahu. Misalnya, jika ibu hamil bebas untuk menggunakan posisi apa pun yang disukainya, apakah ibu hamil akan secara alami menemukan posisi yang paling nyaman baginya?

Mungkin dengan memilih untuk ibu hamil adalah hal yang paling penting, bukan masalah dalam posisi apa pun.

Ayo!
Mengapa ibu tidak mencoba berbagai posisi di rumah atau di kelas ibu hamil? Jika ibu hamil akan melahirkan di rumah sakit, maka kita dapat memeriksa apa yang tersedia di perangkat “bean bags”, kursi, bangku melahirkan dan sebagainya. Tanyakan jika ibu hamil tidak dapat menemukan apa yang diinginkannya. Para bidan harus bisa mendapatkan apa yang ibu hamil butuhkan, atau ibu hamil dapat membawa sesuatu sendiri.

Apa yang kita tahu: Tahap Pertama
Memposisikan tegak selama tahap pertama dapat berarti berdiri, duduk, jongkok, berlutut atau berjalan-jalan. Peneliti telah membandingkan posisi ini dengan berbaring. Keuntungan posisi tegak di antaranya:
  1. Lebih mengurangi rasa sakit
  2. Mengurangi kebutuhan untuk suntik epidural atau penghilang rasa sakit.
  3. Lama persalinan dapat lebih pendek
Kekurangan: Tidak ada kekurangan yang diketahui

Apa yang kita tahu: Tahap Kedua
Berusaha untuk menegakkan badan selama pada tahap kedua dapat berarti berlutut, jongkok, duduk yang cukup lurus atau menggunakan bangku melahirkan. Sebagian besar penelitian saat ini yang telah dilakukan adalah bertumpu pada ibu hamil yang duduk di kursi kelahiran atau bangku. Karenanya, ada beberapa keuntungan melahirkan dengan posisi menegakkan badan, di antaranya adalah:
  1. Lebih nyaman dan tidak menyakitkan
  2. Mendorong lebih mudah
  3. Lebih kecil kemungkinan untuk persalinan dengan suction cup, forceps atau Caesar
  4. Kecil kemungkinan mendapatkan infeksi rahim
  5. Meminimalkan robek vagina atau kulit antara vagina dan anus
  6. Bayi berkesempatan lebih baik dalam bernapas dengan benar setelah mereka lahir
  7. Waktu persalinan lebih cepat
Kekurangan
  1. Kemungkinan ada luka robek labia ibu bersalin - bibir sekitar vagina
  2. Jika ibu bersalin menggunakan kursi atau bangku melahirkan, kemungkinan ibu bersalin akan kehilangan darah lebih banyak, tetapi tidak menimbulkan masalah. Hal ini tidak akan terjadi jika dilakukan dalam posisi tegak

Posisi Persalinan dan Melahirkan
Beberapa keuntungan fisiologis secara teoritis telah diusulkan untuk mengatur posisi dengan postur tegak selama persalinan:
  1. Memanfaatkan gravitasi agar dapat mempercepat membantu penurunan janin
  2. Mengurangi risiko kompresi aorto-kava dan kompromi aliran darah pada uterus
  3. Meningkatkan keselarasan perjalanan janin melalui panggul
  4. Kontraksi rahim yang lebih kuat dan lebih efisien, membantu dilatasi serviks
  5. Peningkatan diameter kontak panggul saat jongkok atau berlutut postur (3)
 
Posisi tegak hampir selalu dipilih oleh ibu hamil dalam masyarakat tradisional (4 - 6), yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang bersalin tidak secara alami memilih untuk berbaring saat persalinan dan melahirkan.

Bukti Penelitian
Penelitian tentang pengaruh posisi ibu dalam persalinan memiliki hasil yang belum menyeluruh semuanya ditelaah; banyak percobaan yang dilakukan pada tahap pertama sangat miskin metodologis, dan sebagian besar uji coba tahap kedua telah berfokus hanya pada penggunaan kursi kelahiran (7). Semua percobaan terjadi di rumah sakit. Ringkasan bukti yang diberikan di bawah ini. Hal ini terutama didasarkan pada percobaan acak terkontrol (RCT).

Posisi tegak pada tahap pertama didefinisikan dalam uji coba tersebut sebagai posisi yang berarti menghindari dari posisi berbaring datar, termasuk ambulasi.

Posisi tegak di tahap kedua meliputi penggunaan kursi kelahiran, duduk lebih dari 45⁰ secara horisontal, jongkok, berlutut dengan tangan dan lutut. Posisi telentang termasuk telentang, lateral, litotomi dan semi-berbaring dengan menggunakan bantal dan penyandar.


Gambar: Tekanan landai dan pijatan dari kekasih ibu hamil pada punggung ibu hamil akan membantu saat kontraksi



Tahap Pertama
Bukti terbatas yang tersedia menunjukkan bahwa ibu bersalin dalam posisi tegak di tahap pertama persalinannya akan:
  • 1.       Mengurangi parahnya nyeri (8 -11)
  • 2.       Meminimalkan kebutuhan anestesi epidural dan pengobatan dengan narkotika (12 - 14)
  • 3.       Menurunkan tingkat kehilangan variabilitas denyut jantung janin (12)
  • 4.       Memperpendek waktu pada tahap pertama persalinan (12, 23-24)

    Tidak mengukur efek yang terdeteksi pada:
  • 1.       Tingkat bantuan saat proses kelahiran 
  • 2.       Tingkat persalinan secara caesar
  • 3.       Kondisi akhir janin atau neonatus (15)

Belum ada penelitian yang telah menjawab preferensi ibu bersalin pada posisi di tahap pertama. Beberapa laporan ilmiah melaporkan bahwa banyak ibu bersalin yang tidak cocok dengan posisi yang mereka lakukan, banyak dari mereka yang diminta untuk tetap dalam posisi berbaring, malah memilih untuk duduk atau bergerak, dan banyak dari mereka yang diminta untuk dalam posisi tegak menjadi lelah dan ingin selalu berbaring (16 - 17).

Hal tersebut telah dilakukan pengamatan bahwa ibu bersalin ternyata berubah posisi secara teratur, terutama pada pertengahan tahapan pertama mereka (18 - 19), tapi sebagai ibu bersalin dalam waktu selanjutnya, lebih banyak lebih suka berbaring (6, 11 - 13, 20 - 22).

Tahap Kedua
Sebanyak 13 dari 17 RCT, yang menilai efek dari posisi pada tahap kedua ibu bersalin yang duduk pada sesuatu: sebanyak tiga studi menyatakan bahwa mereka bersandar di tempat tidur (20, 29, 34), di mana  dalam satu hari duduk di atas bantal (19 ); dan di sembilan hari mereka menggunakan kursi kaku atau bangku (17, 24-28, 31-33). Dengan demikian penemuan ini mencerminkan penggunaan kursi kelahiran lebih banyak dipergunakan daripada dalam posisi tegak.



Gambar: Berupaya tegak dan bergerak bermanfaat memperpendek waktu persalinan

Tinjauan sistematis dari pengamatan ini (35) menunjukkan bahwa ibu bersalin yang dalam posisi tegak selama pada tahap kedua, yaitu:
  • 1.       Kurang nyaman
  • 2.       Lebih nyeri  
  • 3.       Persalinan tahap kedua yang lebih pendek bila tidak disertai penggunaan oxytocin
  • 4.       Bantalan menjadi lebih enak dipakai 
  • 5.       Lebih sedikit kelahiran yang perlu dibantu dan tidak caesar
  • 6.       Lebih sedikit perinea dan luka vagina
  • 7.       Ada sedikit luka di labial
  • 8.       Lebih banyak ibu bersalin yang akan kehilangan darahnya, lebih dari 500 ml, dengan menggunakan kursi atau bangku kelahiran
  • 9.       Lebih sedikit luka infeksi postpartum terjadi pada ibu bersalin 
Lamanya Persalinan pada Tahap Kedua
Sebanyak 11 dari 17 RCT mengakui tentang penggunaan oxytocin dan ini dapat jadi merupakan bagian dari adanya perbedaan lama persalinan yang timbul akibat posisi dari yang diadopsi (3, 16, 17, 19, 25 - 29, 31, 33). Dan hanya satu dari sekian banyak RCT yang menjelaskan adanya perbedaan signifikan dalam lamanya waktu persalinan (17), di mana persalinan memiliki waktu lebih pendek pada kelompok posisi tegak. Dari enam RCT yang tidak menggunakan oxytocin (20, 23, 24, 30, 32, 34), maka hanya dua yang tidak diketemukan adanya perbedaan signifikan dalam durasi persalinan (20, 32) serta empat lainnya ditemukan bahwa pada tahap kedua persalinan secara signifikan waktu persalinan lebih pendek di kelompok dalam posisi tegak.

Ibu Hamil yang Kehilangan Darah:
Ibu bersalin yang melahirkan dalam posisi tegak secara bermakna akan lebih memiliki kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih (17, 31 - 33). Namun, kelebihan dari perdarahan postpartum (PPH – Post Partum Hemorrhage) secara eksklusif terjadi di antara ibu bersalin yang menggunakan kursi kelahiran dan tidak ada peningkatan yang signifikan dalam persyaratan transfusi darah (17, 25).

Dalam dua penelitian yang digunakan, baik menggunakan bantal yang lembut atau yang tidak menggunakan alat bantu persalinan, tidak ada perbedaan yang signifikan tentang kehilangan darah dan jumlah PPH di antara kedua kelompok tersebut (3, 19). Hanya satu penelitian yang melaporkan di  tingkat hemoglobin pada hari ke-3 atau ke-4 (25) serta ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.

Perbedaan kehilangan darah di antara ibu bersalin dengan kursi lahir serta mereka dalam posisi tegak lain dapat dijelaskan melalui salah satu peningkatan tekanan di vulva sebagai aliran balik vena yang terhambat oleh pantat ibu bersalin itu dan paha di tepi keras bantalan dari kursi atau bangku atau bahkan juga dari sejumlah lengkap peralatan yang ada (19, 36).

Vulvae Edema
Data pada edema vulva tidak konklusif (17, 19) meski pun ada beberapa bukti pengamatan yang menyatakan bahwa edema vulva berhubungan dengan duduk untuk waktu yang lama di kursi atau bangku kelahiran (37-39).

Preferensi Ibu Bersalin
Sebagian besar ibu bersalin yang melahirkan dengan posisi berbaring mengatakan mereka akan memilih posisi yang berbeda di waktu berikutnya. Ibu bersalin dalam kelompok tegak mengungkapkan preferensi untuk posisi tegak di masa kehamilan berikutnya. Mereka yang telah melahirkan sebelumnya dalam posisi telentang, mampu membuat perbandingan, lebih suka berada dalam posisi tegak dan akan memilih posisi tegak untuk persalinannya di waktu lain (3, 16, 17, 19, 24-26, 28, 35)

Menafsirkan bukti: Pilihan Posisi
Sejumlah 87% dari unit bersalin mengklaim bahwa ibu bersalin diperbolehkan untuk mengadopsi posisi apa pun yang mereka pilih (1), dan sebagian besar ibu bersalin ini menghabiskan semua masa persalinannya dengan telentang atau semi-telentang (1). Untuk sebagian besar ibu bersalin akan memilih untuk melakukan apa yang mereka pikir sesuai dengan harapan mereka, budaya dan sosialnya (17-18, 40), dan mereka cenderung untuk tidak mengambil posisi yang asing bagi mereka. Potret kelahiran di mana ibu hamil terlihat dalam film dan buku-buku serta pengalaman teman-teman atau keluarga mereka adalah melahirkan dalam posisi berbaring. Kelas ibu hamil dapat membantu dalam hal ini sebagai kesempatan bagi semua ibu hamil untuk mencoba berbagai posisi saat bersalin.

Harapan, pengalaman dan pelatihan bidan serta dokter yang menghadiri ibu bersalin saat melahirkan akan mempengaruhi dalam berbagai posisi yang dapat mereka dorong dan sarankan untuk ibu hamil adopsi. Jika mereka tidak percaya diri dalam memberikan saran atau membantu ibu bersalin dalam posisi apa pun agar ibu dapat menemukan posisi yang paling nyaman, ini akan membatasi pilihan ibu bersalin tersebut. Beberapa ibu bersalin tidak tahu apa yang mereka ingin lakukan ketika menjalani persalinan dan hanya mengandalkan bidan untuk mengeksplorasi pilihan ibu bersalin dalam berbagai posisi yang memungkinkan.

Dapat jadi penentu terkuat dari posisi ibu bersalin ini, saat melahirkan di rumah sakit khususnya, adalah lingkungan di mana ibu hamil ini bersiap bersalin dan melahirkan. Jarang, jika pernah, ada seorang ibu bersalin yang mengetahui tentang posisi tegak dalam persalinan dengan sendirinya tanpa adanya beberapa dukungan, baik mekanik (pengikat atau tepian) serta orang lain (5). Jika hanya satu-satunya perabot yang disediakan di ruang bersalin rumah sakit adalah tempat tidur, ini nantinya yang akan dipakai ibu bersalin. Kursi yang nyaman, bantal melingkar dan kasur lantai akan memungkinkan ibu bersalin untuk memilih berbagai posisi.

Beberapa praktik di lingkungan persalinan akan membatasi pergerakan ibu bersalin. Terutama di antaranya adalah pemantauan elektronik untuk janin, duduk IV infus dan epidural. Ibu bersalin yang akan melahirkan di rumah biasanya memiliki ketersediaan berbagai alat, seperti ruang yang cukup dan sahabat untuk memungkinkan mereka dapat mengadopsi berbagai posisi berbeda.

Apa yang Kita Tidak Tahu
Sebagai bahan telah penelitian tentang posisi ibu bersalin adalah sangat terbatas, dan ada banyak hal yang kita tidak tahu. Beberapa kesenjangan besar dalam pengetahuan kita meliputi:
  • 1.       Faktor mana yang menjadi penentu pilihan posisi ibu bersalin saat melahirkan?
  • 2.       akankah seorang wanita yang sebelumnya telah memilih posisi yang diinginkan akan secara otomatis mengadopsi posisi baru yang dirasa paling nyaman dan tidak menyakitkan untuknya?
  • 3.       Adakah kemampuan ibu bersalin untuk bergerak dan mengubah posisi lebih penting dari meningkatkan hasil saat mengadopsi satu posisi tertentu?
  • 4.       Apakah ada kesesuaian jenjang pendidikan dan pengetahuan dari ibu hamil mendorong mereka dalam persalinan untuk mengadopsi mana di antara berbagai posisi bersalin yang paling nyaman?
  • 5.       Apakah kursi melahirkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat bantu sederhana seperti firm surfaces, bantal kelahiran, bantalan kacang atau dukungan seseorang?
  • 6.        Apakah ada posisi lain untuk melahirkan yang meminimalkan risiko trauma perineum?
  • 7.       Apa yang menyebabkan insiden PPH lebih tinggi saat menggunakan kursi atau bangku kelahiran?
  • 8.       Apakah perubahan posisi bersalin sudah digunakan oleh beberapa bidan untuk tujuan tertentu, misalnya, posisi tangan dan lutut untuk mendorong bayi agar dapat memutar dan efektif?

Layanan Bersalin
Kamar bersalin secara rutin harus dilengkapi dengan berbagai alat pendukung, kursi, lantai kasur, beanbags, tempat tidur, tepian, dan banyak lagi, sehingga dapat memberikan ibu bersalin kebebasan gerakan selama persalinan. Tempat tersebut harus cukup luas sehingga memungkinkan seorang ibu bersalin untuk melakukan posisi apa pun yang dia temukan yang paling nyaman.

Unit bersalin harus menganalisa terprogram, teraudit dan dievaluasi untuk memastikan bahwa kebebasan bergerak dan pilihan sikap selama persalinan sedang didorong secara efektif.

Implikasi Praktek
  • 1.       Bidan harus akrab dan bekerja sama dengan berbagai alat, membantu ibu bersalin untuk menjadi senyamannya, apakah dia berdiri, berlutut, duduk atau berbaring. Mereka harus cukup fleksibel memantau persalinan dalam posisi apa pun ibu tersebut
  • 2.       Sementara preferensi wanita yang bersalin dalam berbagai posisinya adalah hal yang terpenting, ada keuntungan untuk menganalisa posisi tegak selama persalinan. Bidan harus benar-benar mendorong ibu bersalin untuk memilih posisi apa pun yang paling nyaman di kedua tahap persalinan, untuk mengubah posisi dan ketika mereka ingin, serta bersedia membantu ibu melahirkan dalam posisi apa pun ibu yang paling nyaman.
  • 3.       Ibu bersalin penyandang cacat membutuhkan dukungan dan alat tambahan. Saran dan dukungan perlu diperoleh dari organisasi perempuan yang ada.
  • 4.       Ibu bersalin cenderung untuk tidak mengambil posisi yang asing bagi mereka. Di Barat mereka duduk, berdiri atau berbaring. Jongkok, berlutut atau posisi dengan tangan dan lutut perlu latihan dan praktek di kelas ibu (16, 18, 19)
  • 5.       Jika ibu bersalin menggunakan kursi melahirkan yang kaku atau bangku bersalin untuk tahap kedua persalinan, maka mereka harus didorong untuk bergerak antara kontraksi agar mengurangi kemacetan pada vulva dan edema
  • 6.       Bidan harus mencegah ibu bersalin dari berbaring telentang selama persalinan. Jika seorang ibu bersalin ingin berbaring pada setiap tahap atau intervensi menyatakan bahwa dia melakukannya, misalnya. Pengambilan sampel darah janin, harus dilakukan, dengan menggunakan bantal dan wedges, agar dapat setengah berbaring .
  • 7.       Penggunaan elektronik pemantauan janin, infus intravena dan metode yang berbeda dari analgesia dapat mempengaruhi mobilitas ibu bersalin. Perawat harus dapat memastikan bahwa ibu bersalin ini menyadari tentang hal ini dan dapat membuat pilihan dari informasi yang lengkap dalam penggunaannya.
  • 8.       Salah satu penyelesaian dari pelatihan adalah semua bidan dan dokter harus berpengalaman dan percaya diri dalam bekerja dengan ibu bersalin dengan mengadopsi berbagai posisi.


Gambar: Berupaya tegak dan bergerak bermanfaat memperpendek waktu persalina

Daftar pemeriksaan: Pertanyaan yang dipersiapkan:
1.       Jika ibu ingin melahirkan di rumah sakit, ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan:
a.       Apa macam perabot yang ada di kamar bersalin selain tempat tidur?
b.      Apakah kamar bersalin cukup besar bagi ibu bersalin untuk bergerak dengan mudah?
c.       Apakah ada kebijakan atau praktik di rumah sakit yang akan menghentikan ibu bersalin menggunakan posisi tegak pada saat ibu melahirkan?
2.       Jika ibu ingin melahirkan di rumah, ibu bersalin perlu berpikir tentang hal-hal berikut:
a.       Apa perabot yang ada di ruangan ibu dan akan direncanakan dipergunakan saat melahirkan?
b.      Apakah ada yang bisa ibu bersalin perlu siapkan atau pinjam untuk memberikan pilihan posisi yang nyaman ketika dia melahirkan?
3.       After reading these narrations, there may be some things you are still not sure about. You can write down any questions you have and nay things you would like to discuss with your midwife or doctor, and please give us a comment here (bellow the story) 
4.       Setelah membaca narasi ini, mungkin ada beberapa hal yang masih tidak yakin di dalamnya. Kita dapat menuliskan pertanyaan yang dimiliki, dan hal yang ingin didiskusikan dengan bidan atau dokter, dan tolong beri kami komentar (saran dan masukan) di sini (bawah cerita)

Catatan:
Informasi ini dirangkum dari bukti penelitian yang paling dapat diandalkan dan tersedia serta telah banyak direvisi oleh para ahli internasional, dan didukung oleh Royal College of Midwives, The Royal College of General Practitioners dan Royal College of Obstetricians dan Gynecologists.

References:
1.       Garcia J., Garforth S., Ayers S., Midwives confined? Labour ward practice and routines in: Research and the Midwife Conference proceeding 1995, Manchester: Research and the Midwife, 1986
2.       Robert J., Maternal position during the first stage of labour, In: Chalmers I., Enkin M., Keirse MJNC eds. Effective care in pregnancy and child birth, Vol. 02, Oxford, Oxford University Press, 1989
3.       Gardosi J. Sylvester S, B Lynch C, Alternative positions in the second stage of labour: a randomized controlled trial, Br. J. Obstet Gynaecol, vol. 96, no. 11, Nov. 1989
4.       Atwool RJ, Parturitional posture and related birth behavior, Acta Obstet Gynaecol Scand, Suppl. 57, 1976
5.       Naroll F, Naroll R, Howard FH, Position of women in childbirth: a study in data quality control, Am. J. Obstet Gynaecol, vol 82, no. 4, Oct 1961
6.       Robert J, Alternative position for childbirth, Part I: First stage of labour. J. Nurse Midwives, vol 25, no. 4, Jul 1980
7.       Nikodem VC, Birthing chair versus recumbent position for 2nd stage of labour, In: Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew MJ, Neilson JP (eds), Pregnancy  and Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic Review, 1985 [updated 24 February 1995], available from BMJ Publishing Group, London
8.       Melzack R, Belanger E, Lacroix R, Labour pain: Effect of maternal position on front and back pain, J. Pain Symptom Manage, vol. 6
9.       Schneider Affeld F, Martin K, Delivery from a siiting position, J. Perinat Med, vol. 10, Suppl. 2, 1982
10.   Mitre IN, The influence of Maternal position on duration of the active phase of labour, Int. J. Gynaecol Obstet, vol. 12, no. 5, 1974
11.   Hemminki E, Saarikoski S, Ambulation and delayed amniotomy in the first stage of labor, Eur J. Obstet Gynaecol Reprod Biol., vol. 15, no. 3, Jul 1983
12.   Flynn AM, Kelly J, Hollinsd G, et al. Ambulation in labour, BMJ, 26 Aug 1978
13.   Broadhurst A, Flynn AM, Kelly J, et al. The effect of ambulation in labour on maternal satisfaction, analgesia and lactation. In: Zichella L, ed. Proceeding of the 5th International Congress on Psychosomatic Medicine in Obstetrics and Gynecology, Rome, Italy, 1979
14.      William RM, Thom MH, Studd JWW, A study of the benefits and acceptability of ambulation in spontaneous labour., Br. J. Obstet Gynaecol, vol. 87, no. 2, Feb 1980
15.   Nikodem VC, Upright vs recumbent position during first stage of labour, In: Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew MJ, Neilson JP (eds) Pregnancy and Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic Reviews, 1995 [updated 24 February 1995], Available from BMJ Publishing Group, London
16.   Gupta JK, Brayshaw EM, Lilford RJ, An experiment of squatting birth, Eur J Obstet Gynacol Reprod Biol, vol. 30, 1989
17.   Waldenstrom U, Gottvall K, A randomized trial of birthing stool or conventional semi recumbent position for second stage labour birth, vol. 18, no. 1, Mar 1991
18.   Carlson JM, Diehl JA, Sachtleben Murray M, et al. Maternal position during parturition in normal labour, Obstet Gynaecol, vol. 68, no. 4, Oct. 1986
19.   Gardosi J, Hutson N, B Lynch C, Randomized controlled trial of squatting in the second stage of labour, Lancet, vil. II, no. 8654, 8 Jul 1898
20.    Chan DPC, Position during labour, BMJ, 12 Jan 1963
21.   Calvert JP., Newcombe RG, Hibbard BM, An assessment of radio telemetry in the monitoring of labour, Br. J. Obstet Gynaecol., vol. 89, Apr 1982
22.   Robert JE, Mendez Bauer C, Wodell DA, The effects of maternal position on uterine contractility and efficiency, Birth, vol. 10, no. 4, Winter 1983
23.   Allahbadia GN, Vaidya PR, Why deliver in the supine position? Aust NZ, J. Obstet Gynaecol, vol. 32, no. 2, May 1992
24.   Chen SZ, Aisaka K. Mori H et al. Effects of sitting position on uterine activity during labour, Obstet Gynacol, vol 69, no. 1, Jan 1987
25.   Crowley P, Elbourne D, Ashurst H, et al. Delivery in a obstetric birth chair: a randomized controlled trial, Br. J. Obstet Gynaecol, vol 98, no. 7, Jul 1991
26.   Hemminki E, Virkkunen A, Makela A, et all, trial of delivery in a birth chair, J. Obstet Gynaecol, vol. 6, no. 3, 1986
27.   Liddel HS., Fisher PR, The birthing chair in the second stage of labour, Aust. NZ, J. Obstet Gynaecol, vol. 25, no. 1, Feb 1985
28.   Marttila M., Kajanoja P., Ylikorkala O, Maternal half sitting position in the second stage of labour, J. Perinat Med, vol. 11, 1983
29.   McManus TJ, Calder AA, Upright posture and the efficiency of labour, Lancet, vol. 1, 14 Jan 1978
30.   Radkey AL., Liston RM, Scott KE, et al, Squatting: preventive medicine in childbirth? Proceeding of the Annual Meeting of the Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada, Toronto, Ontario, Canada, 1991
31.   Stewart P., Hillan E, Calder AA, A randomized trial to evaluate the use of a birth chair for delivery, Lancet, vol. 1, 11 June 1983
32.   Stewart P, Spiby H, A randomized study of the sitting position for delivery using a newly designed obstetric chair, Br. J. Obstet Gynaecol, vol. 96, no. 3, Mar 1989
33.   Turner MJ, Romney ML, Webb JB, et al. The birthing chair: an obstetric hazard? J. Obstet Gynaecol, vol. 6 no. 4, 1986
34.   Liu YC, Effect of an upright position during childbirth, Proceeding of 1st National Research Conference on Living with Change and Choice in Health, 1986, West Virginia: University of West Virginia, 1986
35.   Nikodem VC, Upright vs recumbent position during second stage of labour. In. Enkin MW, Keirse MJNC, Renfrew MJ, Neilson JP (eds), Pregnancy and Childbirth Module of the Cochrane Database of Systematic Review, 1995 [updated 24 February 1995], available from BMJ Publishing Group, London
36.   Sleep J, Robert J, Chalmers I, Care during the second stage of labour, In. Chalmers I, Enkin M, Keirse MJNC, eds. Effective care in pregnancy and childbirth, vol. 2, Oxford: Oxford University Press, 1989
37.   Cottrell BH, Shannahan MD, Effect of the birth chair on duration of second stage labour and maternal outcome, Nurs Res, vol. 35, no. 6, Nov 1986
38.   Goodlin RC, Frederick IB, Postpartum vulvar edema  associated with the birthing chair, Am. J. Obstet Gynacol., vol. 146, no. 3, 1 Jun 1983
39.   Shannahan MD, Cottrell BH, Effect of the birth chair on duration of second stage labour, fetal outcome, and maternal blood loss, Nurs Res, vol. 34, no. 2, Mar 1985
40.   Rigby E., What is the natural position of woman during labour? , Med Times Gaz, vol 15, Oct 1957
41.   Midirs Informed Choice, January 1996
42.   Parent Ability, The National Childbirth Trust, Alexandra House, Oldham Terrace, Acton, London W3 6NH, 0181 99 8637

Sources lain:
  • 1.       http://www.dailymail.co.uk/health/article-1170084/Take-stand-Lying-early-stages-childbirth-makes-longer-harder-says-midwife.html
  • 2.       http://www.babyexpert.com/ 
  • 3.       http://nevafarrell.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar